ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDER PIERCE TENTANG TAKTIK KEHIDUYPAN MANUSIA DUA KARYA KONTEMPORER PUTU SUTAWUIJAYA

Budi Prasetyo - 202046500304 



Pendahuluan

    Indonesia adalah negagara yang memilki puluhan ribu pulau dan merupakan salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. keadaan geografis ini jika di kaitkan dengan seni(kebudayan), maka Indonesia jga memiliki keberagaman kesenian yang begitu dahsyat. banyak nya kesenian itu  dapat di telusuri mulai pulau pulau yang berpenghuni.

    Bali adlah salah satu wilayah di indonesia yang menjadi daerah tujuan wisatawan asing dan domestik karena banyak dan berkembangnya berbagai jenis kesenian, selain keelokan alamnya yang indah, hampir semua jenis kesenian Bali berkembang  dengan cara komodikasi untuk melayani para wisatawan, dari mulai pertunjuksn  seni nya.


Isi

kajian pustaka dan pengembangan hipotesa kajian pustaka semiotika

     kajian semiotika sesungguh nya sudal cupu lama menjadi kajian bagi prara peneliti bahasa(susastra), namun bagi parangeaji budaya visual, khususnya seni relatif masih tergokong baru. setidaknya ada beberapa biki sremiotika bahasa indonesia yang dapat di jadikan piratin peneliti untuk menganalisis seni rupa putung sutawijaya di antara nya seni  tulisan kris Budiman yang berjudul semiotika visual. kekurangan buku ini tadalah tidak banyak menguak-uak kasus visual(seni rupa) untuk di jadikan sampel isisnya 

    Buku kedua yang sangat membantu adalah tulisan Benny Hoed yang diberi hjudul asemiotik dan Dinamika Sosial budaya. bukdu ini terbagi dalam dua bagian. Bagian kesatu, Hoedd membahas dua aliran besar di bidang semiotik, yakni strukturalis  (yang bersumber pada Ferdinand de Saussure) dan pragmatis (yang bersumber pada Charles S. Peirce). Dalam buku ini juga dikaji aliran pascastrukturalisme, . Ikhtiar untuk selalu mengkontekstualicsasikannya dengan gejala perkembangan budaya di Indonesia menjadi salah satu kekuatan buku ini.



Kesimpulan

    Walaupun terlahir sebagai generasi millenial, dengan csara berfikir linier maka sosok Putu Sutawijaya sangat mengagumi dan menghormati norma adat istiadatnya. Ini terbukti dari dua karyanya. Dua karya (survive dan pohon kehidupan), seakan memberikan tuintunan kepada kita bahwa pertarungan kehidupan yang berkarakter survival of fightness (pertarungan hidup mati) dengan norma homo homoni lupus, siapa yang lemah akan dimakan yang lebih kuat, ternyata tidak begitu saja terjadi. Jika seseorang berkemauan dan berkemampuan untuk merapatkan barisannya pada level mikro, dia harus menyiapkan bangunan kokoh sikap integrasi yang ketat sebagaimana filosofi garpu-sendok di atas, sebagaimana ekpresi karya, Survive 1 dan 2 (2017). Ketika filosofi garpu-sendok asudah dijsadikan Mandala of life berlandaskan ajaran Weda (sebagaimana Putu pengikut agama Hindu yang puritan) dengan menjunjung tinggi ajaran Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan tuhan, sesama, dan alam sekitar). 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Channel Vindes

UTS Kajian Seni rupa dan Desain